Hidup itu ibarat perjalanan dengan
kereta api. Kereta api yang kita tumpangi sebagai kehidupan yang berjalan
menuju kepada tujuan kita di dunia ini, bersama dengan orang-orang yang ada di dalam kereta itu yang menemani
kita selama perjalanan.
Rel kereta api adalah lika-liku
perjalanan hidup kita dimana kehidupan kita berjalan di atasnya, terkadang
lurus dan kadang juga belak-belok mengikuti bentuk rel tersebut.
Stasiun kita ibaratkan sebagai tujuan
hidup kita, menjadi tempat berhentinya kereta yang kita tumpangi dimana
orang-orang yang menemani kita selama perjalanan bersama kita atau bahkan kita
sendiri yang mungkin akan turun di
stasiun itu dan pergi untuk mencapai tujuan yang lain. Kemudian berganti dengan
orang-orang baru yang naik ke dalam kereta dan ikut menemani perjalanan kita
sampai ke stasiun berikutnya.
Perjalananku
Suatu hari aku melakukan pejalanan
dengan kereta api ditemani oleh orang-orang yang ada dalam kereta itu. Beberapa
stasiun ku lewati dan seiring dengan itu beberapa orang meninggalkanku turun di
stasiun tujuan mereka. Mereka pun
berlalu dan Aku pun melanjutkan perjalananku lagi.
Stasiun tujuanku mulai kelihatan di
depan seperti secerca cahaya yang masuk ke bola mataku saat aku bangun pagi.
Aku pun bersiap-siap untuk segera turun dan meninggalkan semua
kenangan-kenangan selama perjalananku bersama orang yang menemaniku selama
perjalanan, setidaknya sampai di stasiun ini. Aku pun turun dan berdiri pinggir
stasiun, aku diam, melambaikan tanganpun tidak, apalagi mengucapkan selamat
tinggal. Keretaku pun berlalu meninggalkanku, aku memandangi keretaku bergerak
menjauh dan semakin jauh hingga mata ini tak sanggup menjangkaunya lagi.
Masih dengan aku yang di pinggir
stasiun menunggu kereta berikutnya datang. Kereta yang mungkin akan mengantarku
pada tujuan hidupku yang sebenarnya. Lama ku menunggu, sembari ku habiskan
sebungkus keripik kentang yang ku beli di penjual keliling dan kereta yang ku
tunggu akhirnya datang juga. Tak lama setelah kereta itu berhenti, aku pun naik
dan mendapati orang-orang yang tak pernah ku temui sebelumnya apalagi aku
mengenalnya. Tapi siapapun mereka, mereka adalah orang yang akan menemani dan
membantu saya selama perjalanan dengan kereta ini.
Ku pijakkan kakiku masuk ke dalam kereta
dan mulai celingak-celinguk mencari kursi kosong. Setelah beberapa saat,
akhirnya Kutemukan kursiku, aku pun segera duduk dan menikmati perjalanan
baruku. Tapi sepertinya ada yang kurang, oh ya, kursi disampingku masih kosong
belum ada penumpangnya. Keretaku terus berjalan mengikuti setiap lika-liku rel
kereta dan kursi di sampingku tetap saja kosong.
Suatu ketika di saat memuncak rasa kesepianku. datang lah sesosok yang begitu anggun dan mempesona yang kemudian duduk mengisi kursi di sampingku yang cukup lama kosong tak berpenumpang. begitu baik dan ramah rupanya, membuatku begitu nyaman disampingnya. cukup nyaman untuk menemaniku selama perjalanan panjang ini. besar harapanku rasa nyaman itu tetap terjaga entah sampai kapan.
Entah.. Aku juga tidak tahu perjalanan ini akan berakhir dimana. Yang Jelas perjalanan ku ini masih terus berlanjut dan berlanjut sampai kereta ini benar-benar berhenti dan tidak akan melaju lagi. Berhenti di tempat yang tepat tentunya.